- Back to Home »
- farmasi »
- METABOLIT SEKUNDER DAN PENGGOLONGANNYA
Posted by : andry natanel
METABOLIT SEKUNDER
Fisik tanaman sebagaian besar terdiri atas air. kandungan air mencapai lebih dari 90 % pada daun, bunga, buah (bang miskuah yang berair banyak) dan bagian tanaman yang berada dibawah tanah. Pada jaringan yang miskin organ penyimpanan, kandungan airnya menurun hingga 50%, yaitu pada kulit dan kayu. Yang mengadung air paing sedikit adalah biji, umumnya mengandung kurang lebih 10%.
senyawa kimia bermolekul besar merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Senyawa bermolekul besar ini berfungsi sebagai pembentuk sruktur tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pektin), sebagai cadangan makanan (amilum, protein, lipoprotein) atau untuk memenuhi proses metabolisme penting lainya (protein dan enzim) . senyawa kimia dari tanaman yang berbeda-beda dapat disari dengan pelarut umum (air, etanol, eter, benzena, eter minyak bumi); berupa senyawa kimia dari tanaman dengan molekuk kecil. diantara senyawa kimia tanaman bermolekul kecil ini terdapat sekelompok senyawa kimia yang banyak dijumpai dalam dala semua tanaman; dan kelompok senyawa kimia yang khas untuk tanaman tertentu. senyawa kimia tanaman yang jumlahnya paling banyak adalah senyawa kimia bermolekl kecil dari kelompok yang disebut terakhir dengan penyebaran terbatas; selanjutnya kelompok ini disebut sebagai metabolit sekunder.
akhirnya yang juga perlu dibahas adalah mineral. sisa yang tertinggal pada pembakaran tersebut disebut abu; kadar abu dihitung terhadap berat tenaman kering berkisar antara 0,1 dan 20 tergantung dari jenis tanaman dan organnya.
PENGGOLONGAN METABOLIT SEKUNDER
banyak senyawa kimia tanaman yang telah diisolasi dan dipubliasikan sebelum diketahui srukturnya. seringkali waktu yang disperlukaan sangat lama untuk dapat menguraikan srukturnya setelah proses isolasi selesai. Strikthin yang telah diisolasi pada tahun 1817, uraian srukturnya baru dapat ditentukan satu setengah abad kemudian, yaitu tahun 1957. pengelompokan senyawa kimia tanaman berdasarkan pada sifat khas yang dimilikinya (antara lain warna, bau, pH, Kelarutan), merupa kan hal penting sehingga sampai sekarang masih banyak dipakai. berikut ini contoh pengelompokan seperti tersebut diatas.
Minyak atsiri
Baunya khas dan dapat dipisahkan dari senyawa kimia tanaman lainya, kerena sukar larut dala air dan dapat menguap bersama uap air.
Alkaloid
Sertuner (1805) menentukan bahwa kerja farmakologis opium ada kaitannya dengan senyawa kimia yang bersifat basa. senyawa yang bersifat basa dapat dipisahkan dari yang netral dan asam, dengan ekstrasi cair-cair antara fase cair dan pelarut organik. pertemuan dua sifat basa dan kerja farmakologis, pada umumnya dimiliki oleh senyawa kimia yang mengandung N. Setelah 40 tahun setelah penemuan sertuner, ditentukan 50 zat berkhasiat yang bersifat basa dari simplisia obat penting. Fraksinasi dari tanaman bedsarkansifat farmaskologis saja sesuai dengan percobaan binatang mengalami banyak kesulitan. penyebab penyebab sifat basa senyawa kimia tanaman yang sangat erat kaitannya dengan kerja farmakologis pada tubuh binatang dan manusia, belum diketahui dengan jelas.
Zat pahit
Berpedoman pada rasa pahit adalah suatu metoda yang mudah untuk memisahkasn senyawa kimia tanaman, perlu waktu yang cukup untuk hingga seluruh zat pahit dalam sari menjadi zat yang dapat dikristalkan. tidak jarang zat pahit yang ditemukan secara bersamaan, kerja farmakologisnya dikenal mencolok. contoh yang paling terkenal adalah glikosida yang bekerja pada jantung (digitaloida). cara untuk mengisolasi glikosida jantung ini seperti pada zat pahit, jadi tidak dilakukan pengujian terhadap jantung.
Zat warna
Jumlah zat warna dri tanaman diperkirakan kurang lebih 2000 jenis, 130 diantaranya merupakan bahan perdagangan yang penting; jumlah zat warna yang sekarang yeng benar- benar dipakai (misalnya pewarna makanan) sangat kecil; contohnya bisein, safran, kuesrtin. pigmen tanaman mempunyai sruktur kimia yeng berlainan, begitupun sifat fisika, kelarutan, warna, fluoresensi, dan sebagainya. ada berbagai cara untuk mengisolasi berdasarkan intensitas warna sebagai petunjuk pada pemilihan fraksi saat produksi. contohnya seperti tersebut dibawah ini.
Tanin (zat samak)
tanin ditandai oleh sifatnya yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut. Karena itu zat samak mengubah kulit mentah binatang menjadi kulit olahan (dasar teknik penyamakan). zat samak mempunyai arti penting dalam berbagai industri; di amerika saja dipelukan 120.000 ton bahan tanaman yang mengandung zat samak per Tahun. sari zat samak yang penting dala indusri di ambil dari fichte (jerman), Kastanie, eiche, dan jenis-jenis quebracho dari amerika.
Glikosida
Hasil penelitian menunjukan bahwa sari tanaman pada umumnya mengandung senyawa yang bersifat alkohol atau fonol yang cukup larut sampai tidak larut baik dalam air; tetapi gugus hidoksi dari alkohol atau fenol tidak bebas, kebanyakan terikat pada satu atau lebih gula (gluksosa, galaksota, ramnosa, dsb). dan sifat kimia suatu senyawa yang baru siisolasi - (baik diperoleh dari fraksinasi sistemastis atau suatu kebetulaan) - sering tidak dikenal lagi, setelah dihidrolisis menjadi bagian gula dan bagian bukan gula. kerena itu senyawa ini dimaksukan kedalam golongan ''glikosoda''. glikosida membentuk kelompok senyawa kimia heterogen.
Resin
Nama Resin/harsa dipakai secara tidak seragam. kadang-kadang dipakai untuk campuran senyawa yang tidak dapat diidentifikasi, tidak dapat dikristalisasi, yang tertinggal hanya massa yang lengket ketika bahan penyari diuapkan (sisa seperti resin yang lengket). resin yang sebenarnya adalah hasil ekskresi tanaman, yang secara kimia merupakan campuran asam organik, ester dan alkohol yang amorf atau sukar di kristalkan. sifat selanjutnya adalah tidak larutnya resin dalam air, kelarutannya yang baik dalam pelarut organik, dan meleleh pada suhu relatif rendah.
PENGGOLONGAN BERDASARKAN BIOGENETIS
Menurut konstitusi kimia, hingga saat ini telah dikenal dengan tepatnya 8000 senyawa kimia tanaman. pada awalnya sangat mengherankan karena jumlahnya sangat besar dan heterogen dalam sruktur kimianya. setelah dilihat lagi dengan lebih teliti, diketahui bahwa beberapa sruktur tertentu mempunyai kemiripan. Hasil perbandingan sruktur kimia senyawa alam memberikan dugaan bahwa beberapa elemen dasar tertentu yang berpartisipasi pada pembentukan rumus dasar senyawa kimia tanaman, yang berbeda hanya dalam susunannya. empat elemen dasar penting adalah :
Inti-C2 (elemen asetat) Inti-Cg (elemen fenil propana)
Inti-C5 (elemen isopren) Asam amino
Senyawa kimia tanaman hanya dapat terjadi melalui polimerisasi elemen identik atau elemen campuran. senyawa kimia tanaman dengan bentut merk campuran dapat merupakan dari tiga elemen dasar bebas N atau dapat mengandung N dalam molekulnya. Dengan demikian, penggolongan senyawa kimia tanaman tersebut dinamakan penggolongan berdasarkan biosintetis. Nama "Biosintetis" digunakan kerena penggolongannya berdasarkan kemiripan sruktur pembentukannya yang berkaitan dengan biosintesis dalam tanaman hidup. Pada kenyataanya, sistem penggolongan biogenetis senyawa kimia tanaman tidak dapat dilakukan hanya dengan membandingkan srukturnya, tetapi juga harus memperhatikan proses biosintesis , biokimia dinamis, dan fisiologi metabolisme tanaman. suatu pembatasan ketat terhadap aspek biokimia saja tidaklah tepat, dan penggolongan berikut ini memanfaatkan hasil penelitian biosintesis serta bila aspek fitokimianya lebih diutamakan.
penggolongan biogenetis metabolisme sekunder bermolekul kecil, yaitu :
- Poliasetat (asetogenin)
- Isoprenoida
- Fenilpropana
- Senyawa kimia tanaman mengandung N (alkaloid, amin, dan glikosida sianogen)
- Senyawa dengan prinsip bentuk campuran a. Tanpa N dalam moleku (misalnya flavanoid) b. Dengan N dalam molekul (misalnya alkaloid)
sumber : Madian sirait, 2007. PENUNTUN FITOMIKIA DALAM FARMASI.itb. hal 2-7.
this isthe great web site
ReplyDelete